Terobosan Pemda Maluku Tengah dalam meningkatkan Pendidikan

Kolaborasi Pemda Malteng dan Kemendikdasmen, Wujudkan Pendidikan Inklusif dan Bermutu

MASOHI,EKSPRESSIMALUKU,- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tengah di bawah kepemimpinan Bupati Zulkarnain Awat Amir berhasil mencatatkan terobosan besar dalam sejarah pendidikan daerah. Setelah 80 tahun terisolasi akibat kondisi geografis, puluhan sekolah di wilayah kepulauan dan pegunungan akhirnya terhubung ke jaringan Starlink, internet berbasis satelit berkecepatan tinggi yang membuka akses ke dunia global.

Langkah bersejarah ini mendapat apresiasi langsung dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti serta Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, dalam acara Menyapa Anak Negeri di Atas Awan yang disiarkan secara virtual pada Senin, 03/11/2025.

Abdul Mu’ti dan Hetifah menilai langkah ini sebagai bukti nyata komitmen pemerintah dalam memeratakan akses pendidikan berkualitas. Langkah ini sekaligus menunjukkan bahwa keterbatasan geografis tidak seharusnya menghalangi mimpi anak-anak Indonesia untuk menuntut ilmu, serta menjadi wujud nyata visi “Pendidikan Bermutu untuk Semua”.

Menteri Mu’ti meminta anak-anak Maluku Tengah belajar lebih bersemangat karena telah memiliki jaringan Starlink. Ia meminta para pelajar tidak merasa rendah diri dan putus asa meski belajar di daerah terpencil.

"Pelajar Maluku Tengah harus percaya diri dan optimis karena pendidikan akan membantu mencapai cita-cita, yang tidak hanya dapat mengubah nasib individu, tetapi juga mengubah nasib bangsa dan negara, apalagi sekarang sudah ada fasilitas Starlink,” terangnya.

Lebih lanjut, Menteri Pendidikan mengatakan bahwa, kebijakan Kemendikdasmen berupaya menjangkau dan memberikan layanan pendidikan jarak jauh kepada semua anak. Ia juga mengapresiasi upaya Pemkab Maluku Tengah dalam membuka akses pendidikan ke sekolah-sekolah terpencil.

 

 

 

Menteri menyebutkan menerima video yang menunjukkan komitmen Pemkab Maluku Tengah yang terus mengunjungi sekolah-sekolah terpencil, meski harus berjalan kaki melintasi sungai dan hutan.

Hetifah mengapresiasi kolaborasi Pemkab Maluku Tengah dengan Kemendikdasmen, Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) kemitraan pendidikan antara pemerintah Australia dan Indonesia, dan SEAMEO SEAMOLEC untuk meningkatkan mutu pendidikan di wilayah 3T Maluku Tengah.

Ia mengatakan kolaborasi dibutuhkan untuk memastikan pendidikan mampu menjangkau daerah-daerah yang jauh, termasuk wilayah kepulauan, dengan tantangan sarana, prasarananya, distribusi gurunya, bahkan keterbatasan teknologinya masih sangat besar.

"Digitalisasi dan inovasi menjadi kunci untuk mengatasi keterbatasan akses di daerah 3T. Komisi X ingin terus berperan dalam pemerataan mutu pendidikan. Karena itu, kolaborasi sangat diperlukan,” terangnya.

Lebih lanjut Hetifah menyampaikan apresiasi kepada Bupati Zulkarnain yang terus fokus meningkatkan keterampilan literasi. Menurutnya, kemampuan literasi menjadi pintu awal bagi anak-anak untuk menguasai keterampilan dasar. Ia juga bangga dengan langkah Maluku Tengah yang menjadikan literasi, termasuk literasi digital, sebagai program prioritas daerah.

“Kami di Komisi X ingin terus bekerja sama dengan para mitra untuk memperkuat infrastruktur teknologi, informasi, komunikasi, dan pendidikan di daerah-daerah terpencil,” ujar Hetifah.

 

 

 

Bupati Zulkarnain mengatakan selama delapan dekade, akses pendidikan di Maluku Tengah terhambat oleh kondisi alam. Dengan 95 persen wilayah berupa laut dan pulau-pulau kecil. Banyak sekolah di daerah pegunungan dan kepulauan terputus dari koneksi informasi dan teknologi modern. Kepala sekolah dan guru mengalami kesulitan berkoordinasi dengan dinas pendidikan.

"Mereka juga jarang mendapatkan pelatihan untuk peningkatan kompetensi mengajar. Akibatnya, anak-anak terpaksa belajar dalam keterbatasan, tanpa materi pembelajaran yang bermutu dan tanpa kesempatan untuk terhubung dengan dunia luar,"terang Bupati

Ditambahkan, sebanyak 30 sekolah terpencil, kini telah terhubung dengan jaringan Starlink, internet satelit berkecepatan tinggi, yang membuka akses baru bagi dunia pendidikan di daerah tersebut.

"Sambangan internet ini memberikan manfaat langsung bagi lebih dari 1.500 siswa dan ratusan guru, memungkinkan mereka mengikuti pembelajaran secara digital, pelatihan daring bagi guru, serta melakukan kolaborasi antar sekolah. Akses Starlink ini akhirnya mewujudkan hal-hal yang selama 80 tahun sebelumnya dianggap mustahil",paparnya.

Bupati Zulkarnain juga mengatakan, transformasi pendidikan di Maluku Tengah ditopang oleh dua pilar utama, yaitu teknologi dan penguatan sumber daya manusia. Melalui dukungan internet satelit dan genset, sekolah yang sebelumnya terisolasi berubah menjadi gerbang ilmu tanpa batas.

“Dengan dukungan ini, ruang kelas yang dulu terisolasi kini menjadi jendela dunia bagi anak-anak Maluku Tengah di wilayah 3T,” sebut Zulkarnain.

 

 

Ia mengungkapkan, bahwa teknologi saja tidak cukup. Pilar pendukung utama lainnya adalah peningkatan kapasitas guru melalui pengembangan kompetensi berkelanjutan (PKB) berbasis Kelompok Kerja Guru (KKG). Langkah strategis ini dijalankan melalui kemitraan dengan Program INOVASI.

Melalui kemitraan tersebut, pendekatan pembelajaran aktif diperkenalkan dan diiringi dengan pelatihan serta pendampingan rutin untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Komitmen pemerintah kabupaten diwujudkan dengan mengatur kewajiban mengikuti hari belajar bagi guru dan kepala sekolah sebagaimana dalam Surat Edaran Mendikdasmen Nomor 5684/MDM.B1/HK.04.00/2025 tentang “Hari Belajar Guru”.

“Kewajiban tersebut ditetapkan melalui Instruksi Bupati Nomor 420/04/INS Tahun 2025 tentang Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Pendidik/Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Dasar, agar perubahan dapat berjalan konsisten dan terstruktur,” tegas Zulkarnain.

Dalam implementasinya, guru di sekolah negeri dan madrasah kini wajib mengikuti hari belajar mingguan melalui KKG untuk mendapatkan pelatihan dalam merancang materi ajar. Kebijakan ini sekaligus mengakhiri praktik mengajar tanpa persiapan yang memadai. Seluruh strategi pembelajaran kini disesuaikan dengan kemampuan siswa dan dirancang agar menyenangkan serta interaktif.

”Praktik pembelajaran seperti ini menjadi modal besar bagi kami untuk menjalankan pembelajaran mendalam. Kami optimis program prioritas Bapak Menteri ini dapat kami laksanakan dengan baik di Maluku Tengah,” tukasnya.

 

 

 

Dampak nyata dari langkah-langkah tersebut mulai terlihat. Kelas-kelas yang sebelumnya hening kini dipenuhi aktivitas belajar yang interaktif dan dinamis. Siswa belajar lebih aktif, mampu bekerja sama, serta menggunakan berbagai media belajar yang kontekstual.

Capaian ini juga tercermin dari kenaikan Indeks Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan pada komponen mutu minimal layanan dasar, dari 679,45 poin pada 2023 menjadi 689,46 poin pada 2024.

Untuk memastikan keberlanjutan program, Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah akan membangun Studio Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di ibu kota kabupaten, Masohi.

Studio ini memungkinkan guru-guru terbaik dari daerah perkotaan mengajar siswa di pulau-pulau terpencil secara daring, dengan tetap didampingi guru lokal. Model PJJ ini diharapkan dapat menjadi contoh efektif bagi penerapan pendidikan jarak jauh di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Dialog virtual Menyapa Anak Negeri di Atas Awan diikuti oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah beserta jajarannya, Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, Direktur Program INOVASI Sri Rezki Widuri, serta Direktur SEAMEO SEAMOLEC Cahya Kusuma Ratih.

Melalui kolaborasi lintas lembaga dan komitmen yang kuat, Maluku Tengah tidak hanya memutus rantai isolasi pendidikan selama 80 tahun, tetapi juga menyalakan harapan baru bagi ribuan anak yang sebelumnya belajar dalam bayang-bayang keterbatasan. Terobosan ini menjadi bukti bahwa dengan teknologi dan pemberdayaan guru, masa depan pendidikan Indonesia yang lebih merata dan berkualitas dapat diwujudkan. (*)