Blok Masela menyimpan cadangan gas 18,54 triliun kaki kubik (TCF)- Ist

Blok Masela: Investasi Jumbo, Energi Bersih, dan Manfaat bagi Lokal

JAKARTA,EKSPRESSIMALUKU-Pemerintah memulai tahapan desain teknis atau Front-End Engineering Design (FEED) proyek Lapangan Gas Abadi di Blok Masela, Laut Arafura. Peresmian dilakukan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung, Kamis (28/8/2025).

Blok Masela merupakan salah satu proyek strategis nasional dengan nilai investasi USD 20,94 miliar atau sekitar Rp 342 triliun. Selain menjadi tonggak kemandirian energi, proyek ini juga diproyeksikan membawa manfaat langsung bagi masyarakat Maluku, khususnya di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

 

Serapan Tenaga Kerja untuk Warga Maluku

Pada tahap konstruksi, proyek Blok Masela diperkirakan menyerap lebih dari 12.600 tenaga kerja. Selama masa pembangunan, kebutuhan pekerja di kawasan Saumlaki bahkan bisa mencapai 10 ribu orang.

Presiden Direktur INPEX Corporation, Takayuki Ueda, mengungkapkan pihaknya akan melibatkan masyarakat lokal. “Kami ingin warga Maluku bisa ikut langsung dan merasakan manfaat proyek ini melalui kesempatan kerja,” ujarnya.

Untuk itu, INPEX bersama pemerintah menyiapkan program pelatihan vokasi agar tenaga kerja lokal siap diserap dalam berbagai tahap pembangunan.

Sementara itu pusat pengembangan proyek akan berada di Pulau Yamdena, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Selain membangun kilang LNG darat, perusahaan juga menyiapkan infrastruktur dasar berupa jalan akses, listrik, hingga perumahan bagi ribuan pekerja.

Pemerintah daerah menilai pembangunan ini bisa membuka isolasi kawasan, mempercepat akses ekonomi, dan mendorong Yamdena menjadi pusat pertumbuhan baru di Maluku.

Energi Bersih untuk Indonesia

Blok Masela menyimpan cadangan gas 18,54 triliun kaki kubik (TCF). Fasilitas LNG darat akan menggunakan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk menekan emisi karbon, sehingga tetap sejalan dengan target net zero emission 2060.

Gas alam cair (LNG) yang dihasilkan akan dipasok untuk kebutuhan domestik melalui PLN, PGN, dan Pupuk Indonesia, serta sebagian diekspor ke negara-negara Asia.

Proses FEED ditargetkan selesai dalam tiga bulan agar Final Investment Decision (FID) bisa diteken awal 2026. Pemerintah menargetkan produksi dimulai pada 2029.

“Masela bukan hanya proyek energi, tapi juga kesempatan membangun Maluku. Ini warisan untuk masyarakat lokal dan generasi mendatang,” kata Yuliot. (*)